Jumat, 09 Januari 2015

WISATA MINAT KHUSUS


1. KERAJINAN
Wisata Tenun Sambas ada di Kampung Semberang
Bupati Sambas, Juliarti Djuhardi Alwi mencanangkan kampung Semberang, Desa Sumber Harapan, Sambas menjadi kampung wisata tenun Sambas.
"Kampung wisata tenun Sambas ini kita pusatkan di Semberang, sehingga para pengunjung dari luar bisa melihat secara langsung proses pembuatan tenun," ujar Juliarti Djuhardi Alwi kepada Tribun.
Dikatakan, pihak Pemkab Sambas akan memfasilitasi pengembangan dan pembinaan kampung wisata tenun Sambas.
"Kita harapkan juga kredit KUR jangan sampai meminta persyaratan seperti angunan atau jaminan yang memberatkan penenun," katanya.
Menurutnya dengan adanya kampung wisata tenun Sambas, diharapkan bisa memberikan peluang dan potensi yang ada.
"Jadi semakin terbinanya para penenun, setidaknya masyarakat tidak banyak yang pergi keluar negeri atau luar daerah," ujarnya

Kain tenun sambas merupakan aksesoris pakaian yang biasanya dipakai untuk setiap acara-acara yang bersifat resmi seperti perkawinan, acara khitanan, acara bernuansa keislaman. Hali ini karena kerajaan melayu sambas menganut ajaran islam.


Seiring perkembangan waktu peminat kain tenun sambas ini sudah mulai berkurang khususnya oleh sebagian generasi muda karena dianggap bahwa kerajinan tenun sambas masih bernuansa kuno. tidak modern, sehingga untuk renegerasi saa ini sangat dibutuhkan talenta dan upaya dari semua pihak untuk menggali minat generasi muda untuk dapat bersama menumbuhkan semangat untuk mengembangkan kembali kerajinan tenun sambas yang ada. bahkan jika bisa dengan kemajuan teknologi yang ada maka di dapat suatu desain baru di dalam pengembangan corak dan jenis kerajinan tenun kain sambas sesuai dengan kemajuan jaman.

Selain masalah minat generasi muda yang berpengaruh terhadap regenerasi penenun yang mendera kerajinan tenun kain sambas sebenarnya yang menjadi permasalahan adalah penjualan karena prmintaan terhadap kain sambas terkadang naik turun tentunya diperlukan sebuah strategi yang dapat membuat kondisi produsen dan konsumen memiliki titik keseimbangan. mengingat untuk menciptakan sebuah karya yang baik memerlukan waktu yang sangat lama berkisar 14 hingga 30 hari untuk menghasilkan sebuah kain sambas. selain kualitas yang baik juga dihasilkan jenis kain yang berat karena bahan bakunya menggunakan benang emas, jika benang tersebut memiliki kualitas yang baik selain warna yang memikat tentunya berat dari benang emas  tersebut membuat bobot kerajinan tenun kain sambas menjadi meningkat.


2. Arsitektur Bangunan


Kompleks Keraton Sambas

Jenis Kebudayaan : Istana

Desa/Kelurahan : Dalam Kaum , Kecamatan : Sambas , Kabupaten : Sambas
Provinsi : Kalimantan Barat

Latar Sejarah

Keraton Kerajaan Sambas didirikan pada tahun 1866, pada masa pemerintahan Sultan Tsafiuddin II (1866-1922). Beliau menjadi raja selma 56 tahun dan merupakan sultan ke VII. Pada masa Sultan Tsafiuddin II, Kerajaan Sambas mencapai puncak kejayan. Selain mendirikan keraton, beliau juga mendirikan sekolah swasta yaitu Inlandsche School dan Madrasah Al Sulthanah

Deskripsi

Kompleks Keraton Sambas memiliki luas 16.781 m2 dan menghadap ke barat. Arsitektur bergaya Eropa dan Cina. Keraton ini merupakan rumah panggung dengan ketinggian 50 cm dari permukaan tanah. Sebelum memasuki keraton harus melalui tangga dan di depannya terdapat teras. Keraton terbagi atas tiga bangunan dari utara ke selatan dan dihubungkan oleh gang yang beratap (seperti koridor). Bangunan induk terdapat di tengah terdiri dari tujuh ruangan yaitu balairung di bagian depan, kamar tidur putra-putri sultan (sebelah kiri), ruang keluarga (sebelah kiri), ruang makan, ruang menjahit.Bangunan utara (kanan) memiliki lima yaitu tamu/istirahat, tiga ruang tamu, garasi terdapat di belakang. Antara bangunan selatan dan bangunan induk terdapat ruangan kosong berukuran 5 x 20 m. Atap keraton Sambas terbuat dari sirap kayu ulin. Hiasan di atas bangunan induk berupa pahatan dua ekor burung dan di tengahnya terdapat hiasan geometris.

Luas Bangunan

Data Luas bangunan belum tersedia

Luas Lahan

16781,00m2


3. Agro Bisnis

Selayang Pandang Jeruk Tebas



JERUK Tebas yang dikenal masyarakat luas dengan jeruk Pontianak, pertama dibawa ke Kalbar tahun 1936, dan ditanam di Kecamatan Tebas yakni di Desa Segaran. Lantas kemudian, tahun 1944, jeruk dikembangkan di Desa Bekut dan sekitarnya,
hingga mengalami peningkatan luas areal tanaman sampai ribuan hektar. Ketika itu memang kondisi sarana perhubungan (transportasi laut dan darat) tidak lancar, sehingga banyak petani yang sengaja menebang jeruk mereka. Lalu di tahun 1970, dengan perbaikan sarana transportasi, maka masyarakat kembali bergairah menanam jeruk yang semula hanya seluas 350 hektar tahun 1968, maka 1970 luas arealnya membengkak menjadi 4 ribu hektar.
Jeruk Tebas ini mengalami puncaknya tahun 1992, yang mencapai 21.377 hektar, dengan angka produksi tertinggi yang pernah dicapai oleh petani sebanyak 234.509 ton. Dari produksi jeruk ini, mampu memberikan pendapatan kepada petani sebesar Rp38,386 miliar dan Kabupaten Sambas kebagian retribusi rata-rata sebesar Rp1,247 miliar setiap tahunnya. Tahun 1999/2000, pemerintah kembali menggalakkan peremajaan tanaman jeruk Tebas yang dipusatkan di Kecamatan Tebas, Pemangkat, Sambas, dan Teluk Keramat. Target Pemkab Sambas tahun 2005, luas tanaman jeruk Tebas mencapai 10 ribu hektar. 


 4. Desa yang sering di kunjungi

Desa Temajuk

Temajuk merupakan desa yang berada di sebelah utara bagian barat pulau Kalimantan, hanya berjarak 4 kilometer dari Telok Melano, Malaysia. Desa ini secara administatif berada di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Desa ini memiliki garis pantai sangat panjang yakni sekitar 60 kilometer, terhampar sepanjang pesisir menuju Desa Temajuk yang kerap dikunjungi penyu untuk bertelur.
Untuk mencapai Desa Temajuk, perjalanan menggunakan sepeda motor dari Kota Singkawang, membutuhkan waktu tempuh sekitar 6 jam, dengan jarak tempuh sekitar 200 kilometer. Perjalanan dimulai dari Kota Singkawang menuju ke arah Sambas, kemudian ambil jalur yang menuju Kartiasa.
Setiba di Kartiasa, kita menyeberang sungai menggunakan feri tujuan Teluk Kalong dengan tarif Rp 5.000 per sepeda motor atau Rp 35.000 jika menggunakan mobil pribadi. Setiba di seberang, kita melanjutkan perjalanan menuju arah Paloh. Kondisi jalan masih bagus dan beraspal hingga Dusun Liku, mulai dari Dusun Liku hingga Dusun Setingga kondisi jalan aspal berlubang.



Selepas Dusun Setingga, kemudian melewati Dusun Merbau, lalu sampai di Sungai Sumpit. Demi menuju Dusun Ciremai, sekali lagi kita harus menyeberang sungai menggunakan perahu bangkong dengan tarif Rp 10.000 per sepeda motor dan Rp 100.000 per mobil pribadi.

Dari Dusun Ciremai, perjalanan sudah tidak jauh lagi, jarak tempuh masih sekitar 50 kilometer. Namun dari sini perjalanan mulai sedikit terhambat, karena kondisi jalan yang sedang dalam proses perbaikan hingga Sungai Belacan.

Selepasnya jalan mulai agak sedikit baik, sudah mulai ada pengerasan jalan tanah selebar 6 meter sepanjang hingga Desa Temajuk. Sebelum adanya poyek pengerasan jalan menuju Desa Temajuk, kondisi jalan sangat susah untuk dilalui oleh kendaraan bermotor. Medan jalan berpasir gembur sepanjang Sungai Belacan hingga Dusun Camar Bulan menyulitkan warga dan pengunjung

Penduduk sekitar biasanya menggunakan jalur tepi pantai yang hanya bisa dilewati pada saat air sedang surut. Teluk Atong Bahari, satu-satunya destinasi yang telah dikelola secara mandiri oleh Pak Atong, seorang penggiat pariwisata di Desa Temajuk.

Pak Atong mulai merintis tanah miliknya yang berada di pesisir pantai sejak tahun 2010 tersebut untuk dijadikan sebagai tempat wisata. Di Teluk Atong Bahari, wisatawan tidak perlu khawatir untuk menginap, karena sudah tersedia penginapan yang memadai di sini, dan jika penginapan penuh, pengunjung bisa menginap di rumah warga.

 Menurut Pak Atong, akhir-akhir ini makin ramai pengunjung datang ke Desa Temajuk. "Bahkan kemarin dari hari kedua sampai hari kesepuluh Lebaran tempat ini tidak pernah sepi. Saya sampai kewalahan melayani tamu yang datang," cerita pak Atong kepada Kompas.com, Jumat (30/8/2013) ketika berkunjung ke sana.

 "Sayang sekarang sinyal komunikasi sedang susah, sejak tower mengalami gangguan beberapa bulan yang lalu, sampai sekarang masih belum ada perbaikan," kata Atong melanjutkan ceritanya.

 Sebelumnya memang ada sinyal telepon selular milik Telkomsel yang menjangkau tempat ini, namun sejak beberapa bulan yang lalu tidak berfungsi dan menyulitkan warga untuk berkomunikasi.

 Kondisi pantai yang masih alami, dengan pantai pasang surut yang eksotis, pasir putih yang terhampar luas, gugusan bebatuan granit yang indah, dan bebatuan granit berpadu batuan karang yang eksotis terhampar hingga Tanjung Datuk yang menjadi perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Pemandangan khas pantai yang memanjakan setiap mata yang berkunjung ke sana.

 Anda juga bisa menikmati pemandangan bawah laut dengan menggunakan snorkel di Teluk Atong. Gugusan bebatuan granit dari yang kecil hingga yang sangat besar bisa anda jumpai di lokasi Batu Pipih, tidak jauh dari penginapan Teluk Atong.

 Anda juga bisa menikmati suasana indahnya matahari terbenam di dermaga panjang yang ada di dusun Camar Bulan. “Saya sudah berusaha untuk mengajak warga di sini untuk berperan aktif mempromosikan wisata di sini, tapi masih belum ada yang tergerak,” ujar pria berusia 60 tahun ini.

 Sekarang dia berusaha untuk mempromosikan wisata kepada orang-orang yang datang, dengan harapan mereka bisa membawa cerita Temajuk ke luar sana.

 "Banyak yang bilang tempat ini seperti surga, sepotong surga di ekor Kalimantan kata mereka. Saya sendiri sempat kaget mendengar mereka bilang seperti itu," kata Atong.

 Dia berharap setidaknya dengan tingginya kunjungan orang ke Desa Temajuk bisa berdampak pada pembangunan di desa yang juga menjadi pilar tapal batas negara tersebut.

 

Wisata Ke Jawai

Nama Jawai berasal dari nama pohon yang berdaun rimbun yang mana oleh
masyarakat diberi nama pohon jawai yang tumbuh ditepi pantai/muara sungai
Desa Bukit Raya. Pohon jawai ini rimbun dan pohon nya besar. Dengan tumbuh nya akar - akar dari dahan nya namun akar tersebut menancap ke tanah dan juga membesar. Pohon ini ketika di lihat seperti pohon raksasa dan di beberapa tempat di kenal dengan pohon yang angker, yang di huni oleh mahluk - mahluk halus. Namun pohon ini sangat di sukai oleh hewan - hewan seperti burung, tupai atau pun monyet karna buah nya yang menjadi makanan hewan - hewan tersebut.
Kecamatan Jawai secara resmi berdiri pada tanggal 17 Agustus 1957 dengan
Ibukotanya Sentebang.
Kecamatan Jawai merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Sambas dengan
luas wilayah pada waktu itu (sejak berdirinya) ± 376,27 Ha dengan membawahi
20 Desa yang terdiri dari :
1. Desa Sarang Burung Danau
2. Desa Sungai Nilam
3. Desa Sarang Burung Kolam
4. Desa Sarang Burung Usrat
5. Desa Sarang Burung Kuala
6. Desa Pelimpaan
7. Desa Parit Setia
8. Desa Bakau
9. Desa Sungai Nyirih
10. Desa Sentebang
11. Desa Dungun Laut
12. Desa Jawai Laut
13. Desa Jelu Air
14. Desa Matang Terap
15. Desa Suah Api
16. Desa Sarilaba A
17. Desa Sarilaba B
18. Desa Semperiuk A
19. Desa Semperiuk B
20. Desa Sabaran.
Dengan diterbitkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sambas Nomor 5 Tahun 2004 tentang Pembentukan Kecamatan Jawai Selatan, Sajad dan Sebawi, maka luas wilayah Kecamatan Jawai berkurang menjadi 270,40 Km2, dengan wilayah bawahan sebagai berikut :
1. Desa Sarang Burung Danau
2. Desa Sungai Nilam
3. Desa Sarang Burung Kolam
4. Desa Sarang Burung Usrat
5. Desa Sarang Burung Kuala
6. Desa Pelimpaan
7. Desa Parit Setia
8. Desa Bakau
9. Desa Sungai Nyirih
10. Desa Sentebang
11. Desa Dungun Laut
Adapun batas wilayah Kecamatan Jawai adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Jawai Selatan
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pemangkat & Semparuk
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tekarang
- Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna.
Untuk wilayah Kecamatan Jawai Selatan ini menyuguhkan panorama alam yang sangat indah, terutama pantai nya yang bersih, pohon - pohon kelapa yang menghiasi tepi pantai serta bukit yang berdiri kokoh yang menghadap ke arah pantai. Bukit yang di tumbuhi berbagai pohon yang membuat nya hijau menjadi semakin lengkap dengan adanya susunan batu - batu besar yang terbentang di pinggir pantai seperti menjadi benteng terhadap serangan ombak.

Batu - batu yang bentuk nya besar ini berada di tepi pantai, sampai kebukit yang ada di pantai jawai selatan ini, pengunjung biasanya terpaksa harus melewati batu - batu besar dulu. Karena untuk menikmati batu - batu dengan formasi yang indah ini masih belum tersedia jembatan nya. Biasanya pengunjung dari sebelah kiri bukit juga bisa untuk mendaki bukit ini. Bila sudah mendaki, kantin sudah sedia menanti untuk mengisi perut. Sementara di bukit tersebut seperti tangga masih belum tersedia sehingga bila ingin mendakit harus ekstra hati - hati, apa lagi ketika melewati formasi batu yang besar, usahakan jangan menggunakan sepatu atau sandal, karna batu agak licin ketika melompat ke batu lain nya bisa menyebabkan akibat yang fatal.

Untuk yang sudah mendaki, bisa bersantai ria di kantin sambil menikmati desiran angin dan hamparan laut yang membentang luas. Melihat formasi batu yang kokoh di terpa ombak. Serta gemersik nya dedaun yang di terpa angin. Ketika berada di atas bukit, masih terdapat juga batu - batu besar yang tak kalah menarik nya. Nah untuk menjangkau kecamatan Jawai Selatan ini bisa menggunakan roda dua atau pun roda empat. Jika dari Sekura bisa di tempuh menggunakan sepeda motor sekitar 2 jam. Dengan kondisi jalan yang kurang mengenakan. Terutama di sekitar Sengawang,Dan sekitar nya. Setiap lebaran biasanya pantai ini di kunjungi banyak orang. Karena pemerintah setempat mendatangkan artis ibu kota untuk menghibur warga setempat. Biasanya di hari ke 2 lebaran, ketiga atau ke empat artis ibu kota di datangkan ke Pantai ini. Seperti tahun ini, artis ibu kota di datangkan pada ke empat hari lebaran.


Bagi yang ingin menikmati keindahan pantai Jawai Selatan, bisa di lalui melalui dua arah, jikalau dari Kota Pontianak bisa lansung ke Pemangkat, disana akan ada penyebrangan yang menuju Kecamatan Jawai. Sementara kalau dari paloh bisa melalui Sekura menuju Sengawang, Sungai Baru, Tekarang dan menuju pantai Jawai selatan.

sumber: pecidasase.blogspot.com

 5. Pendidikan
Pendekatan Sekolah Hijau Atasi Pendidikan di Perbatasan

Pelayanan pendidikan yang berkualitas, terjangkau, dan mampu menjawab permasalahan sosial khususnya di wilayah perbatasan Indonesia masih jadi tantangan.
Pendekatan Sekolah Hijau di Kabupaten Sambas Kalimantan Barat yang diinisiasi Wahana Visi Indonesia-Pemkab Sambas menjadi salah satu alternatif mengatasi tantangan itu.
Konsep Sekolah Hijau yang diadopsi oleh tiga sekolah dasar, yakni  SDN 07 Sasak, SDN 01 Aruk dan SDN 03 Sajingan  sejak tahun 2011, kini  sudah menghasilkan perubahan positif di lingkungan sekolah.
"Secara kasat mata, perubahan yang paling terlihat adalah kerapihan, kebersihan lingkungan sekolah, dan metode pembelajaran," kata Irene Marbun, Regional Operation Managaer, Wahana Visi Indonesia Kalimantan Barat, Jumat (5/9/2014).
Disebutkan metode ataupun dengan cara belajar yang baru telah mendorong anak-anak melakukan diskusi kelompok. Ini  berbeda dengan suasana kelas sebelumnya yang bersifat konvensional.
"Dengan pemberlajaran SERU yakni Senang, Efektif, Ramah dan Unik, seorang guru dimudahkan menyiapkan materi pembelajarannya.  Wawasan guru semakin bertambah," katanya.
Di samping itu, sekolah juga mendidik anak melestarikan lingkungan alam dan budayanya, juga membangun karakter positif pada anak.
Keberhasilan program ini ditandai dengan peluncuran buku berjudul Tumbuh di Batas Negeri, Kamis, 4 September 2014 di SDN 07 Sasak, Kec. Sajingan Besar, Kab. Sambas. Program Sekolah  Hijau Sambas ini, telah mengantar Kabupaten Sambas meraih MDG Awards 2013 kategori Pendidikan bulan Maret 2014 lalu.
Kabupaten Sambas yang terletak di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia, mengalami tantangan degradasi lingkungan. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kualitas hidup warga, namun juga mengancam masa depan generasi muda yang bisa jadi kehilangan identitas budaya mereka.
Atas dasar inilah Bupati Sambas Dr. Hj. Juliarti Djuhari Alwi, sangat mendukung hadirnya program Sekolah Hijau  di 3 lokasi SD di Sambas.


“Pada dasarnya, Pemda melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas menyambut dengan antusias insiatif Wahana Visi Indonesia menghadirkan Sekolah Hijau. Bersama dengan dinas terkait kami langsung membicarakannya dalam rapat dewan di DPRD Sambas,” kata Bupati. (Eko Sutriyanto)

6. Kebun Binatang

SINKA ZOO KALIMANTAN BARAT






Sinka Island Park adalah salah satu obyek wisata yang berada di Jalan Malindo Teluk Karang, Kelurahan Sedau, Kecamatan Singkawang Selatan, Kota Singkawang, Kalimantan Barat yang jaraknya hanya sekitar 8 km dari Kota Singkawang. Obyek wisata ini terletak di teluk Ma’jantuh atau teluk Karang. Lokasi ini dapat ditempuh dengan perjalanan sekitar 3 jam dari Kota Pontianakdan sekitar 30 menit dari Kota Singkawang. Sinka Island Park adalah perpaduan antara wisata alam dan wisata modern.
Sinka Island Park merupakan sebuah kawasan wisata yang sengaja dibangun sebagai sarana hiburan bagi masyarakatKalimantan Barat, khususnya untuk warga Singkawang. Sinka Island Park didirikan oleh PT. Sinka Island Park yang pada waktu itu dipimpin oleh Bapak Antoni Suwandi, S.H. yang selesai dibangun pada bulan April 2007. Sinka Island Park juga telah mendapatkan izin LK (Lembaga Konservasi) pada tanggal 17 Desember 2007 (SK.441/Menhut-II/2007).
Tempat wisata ini memiliki keindahan pantai yang masih alami. Pengunjung dapat menikmati pemandangan pantai dengan menaiki delman atau kuda yang dapat disewa di obyek wisata ini. Di kawasan wisata ini juga terdapat beberapa fasilitas pendukung lain, seperti kolam renang, dan beberapa kios minuman dan makanan yang menyediakan berbagai macam sajian kuliner yang lezat.
Taman Wisata Kebun Binatang Sinka zoo Singkawang  Adalah salah satu wisata Kebun Binatang di Kota Singkawang dan di Kalimantan barat yang memiliki berbagai fasilitas seperti :
  1. Aneka Satwa-Binatang
  2. Gazebo
  3. Restoran & Cafe
  4. Pemandangan Alam dan Pepohonan yang asri DLL.
img00248-20111218-1438
Alamat : Wisata Taman Wisata Kebun Binatang Sinka zoo Singkawang terletak di komplek wisata Pasir Panjang Kelurahan Sedau Singkawang selatan, Kalimantan Barat.
Koleksi satwa di Sinka Zoo ini tergolong cukup lengkap. Pengunjung dapat melihat hewan–hewan secara lebih dekat. Pengunjung dapat memberi makan ke beberapa hewan, misalnya kerbau albino dan rusa. Selain itu, pengunjung di sini juga dapat berfoto dan memegang langsung ular sanca yang habitat aslinya dari Brasil.
Sinka Island Park telah mengkoleksi beberapa jenis satwa dan hal ini masih akan berkembang sebagaimana telah diprogramkan. Total keseluruhan koleksi satwa yang terdapat di Sinka Zoo ini berjumlah sekitar 275 ekor yang terdiri dari aves sebanyak 137 ekor, mamalia sebanyak 117 ekor, dan reptil sebanyak 30 ekor (data bulan Desember 2008).
Satwa lain yang hidup di sini adalah harimau, gajah, singa, jerapah, siamang, beruang madu, burung kakatua, burung merak, ular, kera, orangutan, burung kasuari, buaya muara, buaya senyulong, julang emas, kangkareng hitam, bermacam-macam elang (seperti burung elang laut) dan cangak, dan masih banyak lagi. Satwa-satwa yang ada di Sinka Island Park ini ada yang berasal dari sumbangan dan juga hasil tukar menukar dengan lembaga konservasi anggota PKBSI.
sinka-zoo
Sinka Zoo merupakan salah satu area yang paling populer di Sinka Island Park. Sinka Zoo adalah sebuah kebun binatang dengan topografi yang berbukit–bukit. Area Sinka Zoo berada di bagian selatan Sinka Island Park, yaitu sekitar 500 meter setelah memasuki ke dalam kawasan Sinka Island Park. Konsep pada Sinka Zoo hampir sama dengan di Taman Safari. Di Sinka Zoo, pengunjung dapat berkeliling di kebun binatang ini dengan menaiki mobil. Selain itu, pengunjung juga diperbolehkan untuk turun dari mobil jika ingin berfoto-foto dengan hewan-hewan. Untuk masuk ke dalam Sinka Zoo ini, pengunjung akan dikenai tiket masuk dengan harga Rp.10.000 per orang.

0 komentar:

Posting Komentar